Rabu, 13 Agustus 2008

Cerita Di Ujung Senja

SABAR DAN SUKUR ( SAHABAT SETIA )

Assalamualaikum Wr Wb

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."(QS.2:153)

"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."(QS.2:155)

"Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QS.31:12)

"Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu."(Q.S.31:14)

Umar bin Khatab berkata : segala puji untuk Allah dalam setiap urusan dan keadaan.Beberapa ayat diatas mengajarkan untuk selalu bersabar dalam setiap musibah apapun bentuknya. Dan mengajarkan untuk bersyukur kepada Allah dalam bentuk apapun, karena hal ini tidak akan merugikan seorang manusia apabila dia bersyukur kepada Allah.

Sabar hematnya bisa diartikan adalah tegar, tenang, dan tabah dalam menghadapi sebuah ujian ataupun musibah yang sedang menimpa seseorang anak manusia. Sedangkan bersyukur itu adalah berterima kasih kepada kepada Allah, dalam bentuk apapun itu. Percaya atau tidak jika sabar dan syukur itu adalah sahabat dekat bakan saking dekatnya keduanya sehingga sering tak terpisahkan. Karena keduanya selalu berdampingan.

Kenyataan yang tengah terjadi diantara umat manusia adalah suatu pemahaman yang sampai sekarang menjadi icon bagi banyak orang. Yaitu: "Sabar itu ada batasnya!!!". Suatu penyataan yang sangat menarik untuk dicermati dan dipahamin. Hanya karena pemahaman ini, sekarang dapat dilihat begitu banyak manusia yang mengandalkan ini sebagai senjata keputus asaannya, pelampiasan emosinya, dan pembenaran atas sikapnya. Yang mungkin bila kita telaah lebih jauh lagi akan mendatangkan kebaikan dan kedamaian bagi dirinya dan orang lain. Terkadang karena pemahaman inilah begitu banyak manusia terlihat seperti cacing kepanasan, bergeliat yang tak tentu arah. Yang pada akhirnya akan merugikan dia dan orang lain. Mungkin contoh yang sangat sederhana dapat dilihat dari antrian sembako. Dan lain sebagainya yang sangat jelas dilihat disekitar anda saat ini.

Sebuah analogi nakal muncul, jika sabar itu ada batasnya maka syukurpun ada batasnya juga kan. Nah apakah ini mungkin? Tapi itulah kenyataan yang dihadapi sekarang. Begitu ada seorang anak manusia putus asa maka dia akan lupa untuk bersyukur, dan jika pada saat dia mendapatkan kesenangan atau kebanggaan maka dia akan mengatakan jika ini adalah hasil jerih payahnya. Yang pada akhirnya sikap yang sangat di benci Allah pun muncul kepermukaan. Yaitu ujub.

Begitu banyak orang tak pandai bersyukur dalam setiap keadaan padahal dibalik musibah itu selalu saja ada kebaikan. Apa yang hendak dinyana jika nafsu, keputus asaan, serta kesombongan telah meradang, Icon inilah yang akan berfungsi. Sungguh sangat disayangkan bukan?

Jika ingin di telaah lebih dalam lagi, jika kita ingin menggunakan akal sehat ini, otak yang diberikan lengkap dengan syaraf ini maka kita akan terdiam jika Allah MEMBERIKAN BATASAN DALAM SEMUA REZEKI, NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN dengan terbatas, sama seperti sabar dan syukur kita yang terbatas? Apa yang terlintas dalam pikiran anda? Apa yang timbul dalam benak anda? Ya, sebuah ketakutanpun terbayangkan jika Allah sang Maha pemberi membatasi semua yang ada dibumi ini,ataupun membatasi yang ada pada diri ini mungkin? Sungguh sebuah kesengsaraan yang amat memilukan bagi seorang hamba yang sangat lemah dan bodoh ini.

Apa salahnya kita selalu bersabar jika Allah memberikan ujian kepada kita? Toh pahala akan mengalir dengan deras, dan Pintu Jannah pun yang yang dikhususkan kepada orang-orang yang sabar akan terbuka lebar. Bukankah kita bisa belajar dari nabi Yakub as.? Lihatlah bagaimana kesabaran beliau dibandingkan dengan kita. Sungguh amat jauh berbeda.

Apasalahnya jika kita selalu bersyukur? Toh dengan bersyukur akan tercipta suatu psikologis tersendiri kedalam diri ini bahawasanya kita adalah hamba dan orang-orang yang kaya. Menjadikan manusia-manusia yang amat ridha kepada Khaliqnya. Bukannkah dengan bersyukur nikmat akan bertambah dan kita tidak merasakan kekurangan? Bukankah dengan bersyukur kita akan menjadi sehat karena tidak ada penyakit serakah dan dengki yang sering sekali mengidap mereka-mereka yang bersifat Qarun. Bukankah rasa tenang dan nyaman ini sangat nikmat?

Berarti adalah salah jika sabar itu ada batasnya karena sesungguhnya itu hanya merugikan kita dan orang banyak. Jika anda seorang muslim maka anda harus bisa membuat orang lain dan orang disekitar anda merasa aman dengan tingkah dan perilaku anda dalam keseharian. Bukankah demikian idealnya muslim? THINK!!!

Yang jadi pertanyaan sekarang adalah sudahkah anda bersabar dan bersyukur? Serta sejauh mana???

Tidak ada komentar: